KARO - Sejak lahirnya Pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia 1 Juni 1945. Masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang nilai-nilai luhur Pancasila.
Sehingga sempat terjadi peristiwa G30S PKI ditahun 1965 tepatnya 30 September, yang mengakibatkan 6 Jenderal dan 1 Perwira Militer terbunuh dan dimasukkan ke sumur Lubang Buaya.
Sejak saat itu, peristiwa pemberontakan G30S PKI menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Karena mengancam eksistensi Pancasila dan Ideologi bangsa.
Yang artinya, mereka ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis atau mengubah Pancasila menjadi ideologi Komunis.
Nah, sejak peristiwa itu, setiap tanggal 1 Oktober dilakukan peringatan Hari Kesaktian Pancasila sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang gugur dalam menjaga keutuhan dan kejayaan Pancasila.
Baca juga:
Iwan Fals: Perubahan Bukan Pergantian
|
"Seperti hari ini, kita melaksanakan upacara Hari Kesaktian Pancasila guna mengenang gugurnya pahlawan revolusi, " ujar Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Kelas IIB Kabanjahe Chandra Syahputra Tarigan SH, Senin (02/10/2023) sekira pukul 08:30 WIB di lapangan Rutan selaku Inspektur Upacara.
Dikatakannya, dengan semangat kebersamaan yang dilandasi nilai-nilai luhur ideologi Pancasila, Bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Maka dari itu, dihadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Kami seluruh pegawai Rutan Kabanjahe membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, " tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan Chandra, untuk mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai sumber kekuatan. Seluruh pegawai dapat menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keutuhan NKRI.
"Kobarkan semangat untuk bangkit bergerak bersama pancasila menciptakan kehidupan bangsa Indonesia yang aman, tentram, adil dan sejahtera atau Bangkit Bergerak Bersama Pancasila, " tegasnya.
Pantauan wartawan, upacara berlangsung khidmat yang diakhiri dengan do'a dan foto bersama.
(Anita Theresia Manua)